ID NEWS INFO - Ketika
tidur tiba-tiba kita merasa terbangun. Tapi anehnya tubuh terasa sangat kaku.
Sampai-sampai tak bisa bergerak sama sekali. Perlahan napas menjadi berat dan
terasa sesak. Terkadang juga disertai seperti melihat sosok menyeramkan di
kamar kita. Penampakan seperti yang ada di film horor itu berdiri di sebelah
tempat tidur kita.
Di Indonesia fenomena aneh seperti diatas sering disebut
dengan istilah tindihan atau erep-erep. Sedangkan di bidang medis dikenal
dengan nama sleep paralysis atau kelumpuhan tidur. Suatu keadaan ketidakmampuan
bergerak ketika sedang tidur. Sekitar 40 persen manusia dalam hidupnya pernah
mengalami sleep paralys. Bahkan beberapa di antara mereka mengalami halusinasi
yang seram.
“Kelumpuhan tidur dapat menjadi pengalaman mengerikan bagi
sejumlah orang. Suatu Pemahaman jelas mengenai apa yang sebenarnya terjadi akan
membawa dampak luar biasa bagi penderitanya,” ungkap Baland Jalal, seorang ahli
syaraf University of California, San Diego, Amerika Serikat.
Para peneliti menyimpulkan terjadinya kelumpuhan tidur
ketika seseorang terbangun dalam tahapan tidur yang diketahui sebagai rapid eye
movement (REM). Suatu kondisi tidur yang ditandai dengan bola mata yang
bergerak cepat dan tak beraturan. Saat berada dalam tahap ini biasanya kita
sedang bermimpi. Namun otot-otot mereka hampir lumpuh, yang mungkin merupakan
adaptasi evolusioner yang menjaga seseorang melakukan gerakan seperti yang ada
dalam mimpinya.
Akan tetapi yang agak sulit dijelaskan ialah munculnya sosok
mengerikan yang menyusup ke kamar tidur mereka. Dan kemudian makhluk itu
menekan dada mereka hingga terasa sesak. Mungkin salah satu penjelasan ilmiah
yang masuk akal yaitu bahwa halusinasi merupakan salah satu cara otak
membersihkan kebingungan, yang berlaku ketika terjadi gangguan di daerah otak
yang mengandung peta saraf tubuh atau “diri” seseorang. Demikian journal
terbaru yang diterbitkan Baland Jalal dan koleganya Vilayanur Ramachandran.
Tindihan dan Kaitannya Dengan Keyakinan Hal Gaib Atau Supranatural
Jalal mengatakan, dimungkinkan sejumlah orang mengalami
pengalaman berbeda-beda terkait kelumpuhan tidur yang diakibatkan perbedaan
pandangan keyakinan atau kultur budayanya. Hasil riset sebelumnya menunjukkan
bahwa ide-ide tertentu yang ada dalam kultur seseorang dapat membentuk fenomena
tertentu yang mereka alami. Mereka menemukan bahwa dibandingkan subjek di
Denmark, orang Mesir mengalami kelumpuhan tidur lebih tinggi. Mereka juga
mempunyai episode lebih lama disertai dengan perasaan takut akan meninggal
akibat pengalaman tersebut.
Dua orang dari negara berbeda tersebut punya latar belakang
budaya yang sangat berlainan. Mesir sangat religius, sementara Denmark adalah
salah satu negara paling ateis. Sebagian orang Denmark yakin sleep paralysis disebabkan
oleh gangguan otak, salah tidur, dan faktor psikologis. Sedangkan bagi orang
Mesir percaya bahwa kelumpuhan tidur disebabkan oleh jin dan fenomena
supranatural.
Baland Jalal dan para koleganya berkesimpulan bahwa orang
dengan keyakinan supranatural cenderung lebih takut mengalami kelumpuhan tidur
serta mempiliki episode yang lebih lama.
Padahal, perasaan takut dapat membuat kelumpuhan tidur
seseorang makin parah dan begitupun sebaliknya. “Bila seseorang menyimpan rasa
takut, aktifitas pusat-pusat rasa takut di otak kemungkinan sepenuhnya
terbangun ketika kelumpuhan tidur berlangsung. Dengan mengalami itu semua, rasa
takut menjadi berlipat. Dan hal itu akan makin memperkuat keyakinan kultural
yang dimiliki.
Dengan menemukan penjelasan ilmiah mengenai kelumpuhan tidur
diharapkan dapat membantu para penderitanya. Pada mereka yang mengalami episode
yang sangat mengerikan dan stres akibat menganggap fenomena itu terkait dengan
sesuatu hal yang gaib. Apakah ada diantara pembaca yang sering mengalami fenomena
ini? Lantas cara apa yang dilakukan untuk menghindari tindihan atau erep-erep
tersebut?
Terima kasih infonya,siip
ReplyDelete